Minggu, 04 Mei 2008

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG
Kondisi Sosio-Religi Masyarakat Kampung KeretegSeorang nenek tua, yang biasanya duduk di teras rumahnya, beberapa hari itu tak nampak. Sejak beberapa hari dia memang tidak keluar rumah. Dia sakit. Ada luka di kaki yang mulai membusuk, sedang uang untuk berobat tiada ada. Seorang ibu mengerang kesakitan, kanker menggerogoti payudaranya. Rumah sakit bersedia membantunya, namun jutaan rupiah harus ditangan, sementara untuk beras saja dia sering meminta. Suatu keluarga lain, bila musim hujan tiba, rumahnya sulit dipakai tempat berteduh : bocor di sebagian besar atap rumahnya. Beberapa anak yatim tidak bisa sekolah/meneruskan sekolahnya karena memang tidak ada biaya. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk makanpun tidak mudah. Beberapa orang pernah datang menawarkan ayam atau bahkan piring untuk kemudian mereka gunakan membeli beras. Tak jarang orang datang bertamu hanya untuk menyampaikan keluh kesahnya atau hanya ‘numpang nangis’. Pembantu kami pernah menyampaikan bahwa rumah sebelah, seharian kemarin tidak mengepulkan asap, mereka tidak makan. Mereka semua adalah orang-orang miskin dan anak-anak yatim yang menanti uluran tangan para dermawan.Di lingkungan seperti itulah kami hidup. Di lingkungan orang-orang miskin. Miskin finansial; juga miskin intelektual. Satu hal membuat kami heran, umumnya, di daerah pinggiran di Jawa Barat, orang setidaknya bisa membaca Alqur’an. Di sini tidak. Walaupun di sekitarnya banyak pesantren, namun banyak pula yang tidak bisa membaca Alqur’an.Pengangguran sangat berlimpah. Judi, mabuk, jambret, mencuri (ayam atau apa pun), adalah kejadian rutin di daerah ini. Kalau ada anak yang bertengkar dengan teman mainnya, tak jarang orang tuanya melanjutkan dengan pertengkaran sesama mereka. Sesama orang tua. Beberapa waktu lalu, kalau kita mau ke mushola untuk shalat maghrib atau isya, kita harus permisi numpang lewat pada orang-orang yang sedang gapleh, karena berjudi tidak hanya di teras rumah, tetapi juga di gang-gang, termasuk gang ke mushola. Alhamdulillah sekarang sudah mulai berkurang. Sering orang datang ke rumah hanya untuk menceritakan kesulitan hidupnya, dan sering kali kami tak bisa berbuat apa-apa. Beberapa tetangga yang berselisih satu sama lain; atau paman dengan keponakan ; mertua dengan menantu, bahkan anak dengan orangtua ; orang miskin yang tanahnya yang hanya 50 m ‘terancam’ oleh orang kaya di sebelahnya, datang ke rumah untuk mencari solusi. Tak jarang meraka datang dengan deraian airmata.Bila ada orang sakit keras dan tak bisa pergi ke dokter atau ke rumah sakit; tetangga -yang umumnya miskin- tertimpa musibah ; atau ada yang meninggal dunia ; atau ada yang baru melahirkan dan tak punya pakaian bayi, biasanya mereka juga datang ke rumah. Sekedar mengeluh, mengadu, curhat atau –bila mungkin- minta bantuan.Dalil Syra’i Tentang Kewajiban dan Keutamaan Menyantuni Orang Miskin dan Anak YatimKemiskinan senantiasa ada di masyarakat kita. Yang menjadi masalah adalah … semakin meluasnya kemiskinan di masyarakat. Siapa yang salah ? Rasulullah menjawab :“Sesungguhnya Allah mewajibkan atas orang-orang kaya muslim untuk mengeluarkan harta mereka seukuran yang dapat memberikan keleluasaan hidup bagi orang orang miskin. Dan tidak mengalami penderitaan orang-orang miskin, bila mereka lapar atau telanjang, kecuali karena perbuatan orang orang kaya juga. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban orang-orang kaya itu dengan pengadilan yang berat dan akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih.”( HR Thabrani ).Boleh jadi kita berpendapat : bukankah kewajiban kita telah selesai bila kita sudah membayar zakat ? pertanyaan yang sama pernah disampaikan sahabat kepada Rasulullah Saw. Beliau menjawab :“Sesungguhnya pada harta itu ada hak selain zakat “.( lalu Beliau membaca ayat :“Bukankah kebaikan itu menghadapkan wajahmu ke timur atau ke barat, tetapi kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, al-kitab dan para nabi, serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak anak yatim, orang miskin, musafir, orang orang yang meminta pertolongan dan mereka yang ingin membebaskan dirinya dari perbudakan; mendirikan shalat, mengeluarkan zakat ;memenuhi janji bila berjanji, orang orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah yang benar benar imannya dan mereka itulah yang benar-benar bertaqwa. “(QS 2 : 177)Ketika Nabi Musa as bertanya kepada Allah Swt,”Tuhanku, dimana aku harus mencari-Mu,” Allah menjawab,” Carilah aku ditengah mereka yang hancur hatinya.”Di antara kelompok Dhuafa/mustadh’afin (orang yang lemah atau dilemahkan; yang menderita atau dibuat menderita) inilah posisi anak yatim berada. Apabila Qur’an menyebut kelompok dhuafa, sering anak yatim menempati urutan pertama. Qur’an antara lain berbicara :Menyantuni anak yatim adalah kewajiban sosial setiap orang Islam, membela anak yatim adalah salah satu usaha perjuangan Islam ; inilah “menaiki bukit perjuangan” yang jarang dilakukan orang (QS 90:15). Problema sosial timbul karena empat sebab: tidak memuliakan anak yatim, tidak memberi makan orang miskin, memakan warisan (kekayaan) alam dengan rakus, dan mencintai harta benda secara berlebihan (QS. 89 15-20). Perhatian terhadap kepentingan anak yatim termasuk yang diajarkan Nabi Khidir as. kepada Nabi Musa as (QS. 18:82).Dalam banyak hadits, Rasulullah berbicara tentang anak yatim a.l.:Barang siapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh rasa kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya. (HR Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Abu Aufa). Apa Yang Kami LakukanKami, kemudian mengajak mereka untuk belajar mengaji, membaca Alqur’an. Mulai dari rumah terdekat, satu-dua orang mulai belajar mengaji. Kemudian semakin bertambah dan juga berkurang. Kini, setiap malam, ibu-ibu dan anak-anak tersebut belajar mengaji di kediaman kami. Mereka terdiri atas anak usia SD, remaja dan ibu ibu. Beberapa dari ibu-ibu itu sudah bercucu. Mereka bukan belajar qira’ah (gurunya juga tidak bisa), melainkan belajar baca alif ba ta tsa.Selesai mengaji, mereka menghapal bacaan shalat, wirid dan doa sehari-hari. Kami bahagia bisa berbagi ilmu dengan mereka. Kami terharu, mereka yang kesehariannya sibuk mencari nafkah -dengan jualan makanan atau menjadi pembantu rumah tangga- atau disela-sela kesibukan mengurus anak-anaknya, masih bisa menyisihkan waktu untuk belajar.Tentang anak-anak yatim/miskin. Di samping itu kami juga ingin berbagi rasa dengan fakir miskin dan anak anak yatim. Jumlah anak-anak yatim/miskin, dari tahun ke tahun, berfluktuasi. Saat, ada sekitar 150 anak Sebagian besar mereka sekolah di SLTP dan SLTA; beberapa SD dan Universitas (Bagi mereka yang lulus PT negeri, kami kuliahkan. Mudah2an kelak mereka cepat mendapat pekerjaan yang layak dan bisa membantu –paling tidak- keluarganya). Saat ini ada 14 anak yang kuliah (8 UIN, 3 IPB, 1 UNJ, 1 UNIBRAW, 1 STIE). Sebagian besar dari mereka tinggal beserta ibu atau saudaranya, saat ini, 60 orang di antara anak-anak tersebut tinggal bersama kami. Selain belajar di sekolah formal, mereka juga belajar membaca Alqur’an, fikih, komputer, dan bahasa asing.Pada setiap hari Senin dan Kamis, mereka belajar puasa sunat; hampir setiap malam mereka shalat hajat dan shalat ghaib; malam-malam tertentu mereka shalat malam; dan mendo’akan orang tua, para guru, orang2 yg telah berjasa/para donator, dan orang2 yang sedang tertimpa musibah. Mereka pun belajar menghapal do’a-do’a dan shalat2 sunah lainnya.Hal biaya.Tentu saja tidak sedikit dana dibutuhkan. Untuk biaya sekolah (misal SPP bulan Februari ’07 untuk SD sd. SLTA, plus SPP semesteran yang kuliah) adalah sebesar Rp 24.969.000,- biaya makan (3 kali/hari x 60 anak) adalah sekitar Rp 13.500.000; transport ke sekolah Rp 470.000/hari. Biaya rata-rata perbulan adalah lebih kurang Rp 31.000.000 (Tiga puluh satu juta). Dari mana dana sebanyak itu? Alhamdulillah beberapa dari kawan-kawan terketuk hatinya untuk membantu kami untuk pembiayaan mereka. Kami sebenarnya cenderung sekedar menyediakan tempat dan sedikit ilmu, dana lebih banyak dari kawan kawan baik melalui shadaqoh ataupun zakat. Ada sekian lembar tikar sumbangan kawan kawan, yang setiap malam menjadi alas duduk ketika mereka mengaji. Ada beberapa Qur’an, buku iqra, buku qiraati, dan buku catatan sumbangan, yang senantiasa mereka gunakan untuk belajar mengaji, mencatat wirid dan tajwid. Aada sejumlah mukena dan sarung, yang juga sumbangan, yang selalu mereka gunakan ketika waktu shalat tiba. Ada beberapa anak (yatim/miskin) yang pergi ke sekolah dengan wajah ceria, karena mereka bisa sekolah seperti anak anak yang lainnya, anak anak orang berada.Kami pun aktif dalam proyek-proyek sosial lainnya, seperti pembuatan MCK Umum untuk daerah-daerah sulit air, khitanan masal bagi anak-anak miskin, membantu pengobatan/perawatan bagi orang-orang miskin, dll.Pada kesempatan ini, kami mengajukan permohonan kepada Bapak-Bapak/Ibu-Ibu yang semoga ada kelapangan rezeki untuk berbagi dengan kami, baik secara rutin ataupun sewaktu-waktu. Kami sangat berharap akan terkabulnya permohonan ini.Allahlah yang membalas kebaikan Bapak-bapak/Ibu-ibu semua. Semoga barokah-Nya tercurah untuk Bapak-bapak/Ibu-ibu dan seluruh keluarga.Bantuan bisa ditransfer ke Bank (ketiga no rek di bawah ini khusus milik yatim. Rek pribadi no lain):- Mandiri Patra Jasa, Jkt No. Rek.: 070 000 435 485-3 an. Jonih Rahmat QQ Yatim- BCA KCP Gatot Subroto, Jkt No. Rek : 145 122 1391 an. Jonih Rahmat- BNI Cab Menteng, Jkt No. Rek : 00 107 368 88 an. Yayasan Ar-Rahmah
Diposting oleh yayasan ar-rahmah Bogor di 22:24 0 komentar
Selasa, 2007 Oktober 09

Hari ini ada acara buka bersama dengan para bapak2 tukang ojek danahli parkir
Diposting oleh yayasan ar-rahmah Bogor di 22:17 0 komentar
Minggu, 2007 September 09

yayasan ar-rahmah
bismillahirrohmaannirroahiimassalamu'alaikum wr.wb.yayasan ar-rahmah sabuah lemabaga bantuan atau sosial yang memfokuskan pada pendidikananak yatim dan piatu atau bagi yang kurang mampu.
Diposting oleh yayasan ar-rahmah Bogor di 05:40 0 komentar

Tidak ada komentar: